Dina Minta Masyarakat Cerdas Pilih Wakil Rakyat
Masyarakat diminta cerdas dalam menentukan pilihannya pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Untuk itu masyarakat diharapkan melek politik dan mengenal latar belakang calon legislatif (caleg) agar tidak salah dalam memilih wakil mereka di DPR.
“Harus tahu latar belakang caleg yang akan dipilih di Pemilu 2019. Jangan terlena dengan “sogokan sesaat”. Sehingga apabila politisinya baik, masyarakatnya baik untuk negara Indonesia lebih baik,” ujar Dina Hidayana, Dewan Pimpinan Nasional Soksi (ormas pendiri Partai Golkar) di hadapan peserta Pendidikan Politik Partai Golkar, Politik adalah Keniscayaan dengan tema, Gerakan Sadar Politik untuk Indonesia Lebih Baik, di Kantor DPD Partai Golkar, Jl. Hasanudin No. 114, Banjarsari, Solo, baru-baru ini.
Pendidikan politik tersebut menghadirkan narasumber, Thomas Suyatno, Wakil Ketua Dewan Pembina Soksi, Dina Hidayana caleg DPR Dapil Jateng V (Sukoharjo, Klaten, Boyolalu, dan Solo) dan Bono Setyo, M.Si., dosen UIN Sunan Kalijaga, Jogja. Hadir pula Ketua DPD Partai Golkar Surakarta, Maria Sri Sumarni dan kader Soksi dari Dapil Jateng V.
Menurut Maria Sri Sumarni, melalui politik masyarakat bisa ikut andil dalam menentukan kebijakan-kebijakan di pemerintahan. Jadi melalui partai politik dan wakil-wakilnya di DPR, DPRD, masyarakat bisa ikut berperan. “Dengan kegiatan ini diharapkan pendidikan politik masyarakat tercapai sehingga cita-cita Partai Golkar menambah kursi di DPR pada Pemilu 2019 tercapai,” ujarnya.
Dina Hidayana menambahkan, selain harus tahu caleg tersebut, sebaiknya pilih caleg yang berasal dari daerah itu sehingga ketika terpilih nanti bisa membangun wilayahnya menjadi lebih baik. Selain itu pilih caleg yang komunikasinya baik. “Bukan caleg yang setelah terpilih kemudian lupa dengan pemilihnya [masyarakat] sehingga komunikasi dari arus bawah terhambat,” jelasnya.
Bono Setyo mengatakan, kenapa pendidikan politik itu penting karena agar tidak begitu saja percaya dengan berita-berita politik yang belum tentu kebenarannya. Apalagi di tahun politik ini goreng menggoreng isu sering terjadi.
“Isu SARA di tahun politik mulai diangkat lagi, jangan sampai termakan isu SARA. Di Indonesia ada ratusan ribu aku yang memproduksi hoaks [berita bohong] jadi jangan cepat-cepat share, cepat panas, harus hati-hati teliti kebenarannya,” ujar Bono.
Bono dan Dina juga mengajak masyarakat memanfaatkan hak suaranya dengan cara mencoblos. Satu suara ikut menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan. Jangan golput dan stop money politic.
(Berita ini diambil dari artikel Solopos yang ditulis oleh Arif Fajar S.)