Asyiknya Bermain Kano di Sungai Jernih di Boyolali
Penyuka petualangan air mungkin pernah mencoba serunya bermain rafting atau river tubing. Tapi apakah Anda pernah mencoba permainan kano? Jika belum, Anda yang berdomisili di wilayah eks Karesidenan Surakarta tidak perlu jauh-jauh pergi ke objek wisata Jembangan di Kebumen atau ke pantai Ngandong di Gunungkidul atau bahkan ke Pantai Bandengan Jepara untuk bermain kano. Karena untuk menikmati keseruan mendayung dengan perahu kecil ini juga bisa didapat di Boyolali, tepatnya di Desa Nepen, Kecamatan Teras.
Lokasinya tak jauh dari jalur Randusari-Klaten. Bagi Anda yang mengambil perjalanan via Jalan Solo-Semarang, dari perempatan Randusari ke selatan sekitar 6 kilometer (km).
Permainan kano ini memanfaatkan sebuah bendung kecil sekitar 500 meter persegi dari aliran kali Nyamplung. Anda bisa berdayung ria tanpa harus mengeluarkan ekstra tenaga karena air di bendung tersebut cukup tenang. Anda juga bisa bersantai sambil menikmati udara segar di bawah rimbun pohon bambu di sekitarnya.
Tak perlu khawatir jika kano terbalik atau Anda sengaja menceburkan diri ke air karena kedalamannya rata-rata sekitar 70 cm. Selain itu, ada petugas yang mengawasi dan memberi bantuan jika Anda kesulitan berrmain kano.
Untuk menyewa kano ini, Anda cukup merogoh kocek Rp10.000 per jam, belum termasuk sewa pelampung. Tapi jika ingin lebih lama dan puas bermain kano, ada harga khusus dengan paket fasilitas pelampung, snack, dan soft file dokumentasi aksi Anda.
Pengelola juga menyediakan pilihan permainan air di lokasi wisata tersebut yakni lazy bag sebagai pilihan selain kano, serta ban bekas untuk river tubing menyusur sungai di atas bendung.
Sementara itu, Objek Wisata Sungai Nyamplung ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Nepen Maju. Ketua BUMDEs Suhedi mengatakan, permainan kano yang baru diluncurkan November sengaja dikembangkan sebagai alternatif wisata air yang ada di Boyolali.
Selain itu, wisata kano dan river tubing juga untuk melengkapi wisata air pemandian umbul Langse yang sudah dikelola lebih dulu. (Akhmad Ludiyanto)